Kamis, 05 Januari 2012

Ssyahri Ramadhan makalah morfologi

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false false EN-US X-NONE X-NONE

MAKALAH

Tentang

KATEGORI MORFOLOGI KELAS KATA DALAM BAHASA INDONESIA

Dosen P : Maman S.Pd M.Pd

M t : Linguistik Umum

Di susun oleh :

Nama : Syahri Ramadhan

Nim : BI.09.01.059

Kelas : I B

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM

(STKIP YAPIS DOMPU)

TAHUN AKADEMIK 2009/2010

KATA PENGANTAR

Ass....................wr……..……..….wb....................

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah swt. Atas segala limpahan rahmat serta hidayatnya sehingga tugas ini dapat diselesaikan walaupun belum sesempurna mungkin.

Salawat serta taslim tak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw. Yang telah mengajarkan kepada seluruh umatnya bahwa sesungguhnya ilmu dan pengetahuannya adalah sarana untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah swt.

Makalah ini dapat dihajatkan sebagai upaya untuk mempermudah mahasiswa dalam menyusun tugas / makalah seperti ini bagi setiap yang membaca tugas ini saya minta saran dan kritiknya bagi siapa yang membacanya. Makalah ini lebih terarah dan terlaksana dengan baik serta berguna bagi pembacanya / kepada seluruh pihak.

Wallahu………. Waliyut taufik wahidayah. Wasalamu alaikum warah matullahi wabarakatuh

Dompu, Januari 2011


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia mengenal pengelompokan kosa dalam bentuk kelas kata. Tata bahasa Indonesia banyak pendapat para mengenai jumlah dan jenis kelas kata. Kelas kata terdiri dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem tertentu yang berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain. Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna gramatikal yang sama. Setiap kategori morfologis itu terbentuk oleh prosede morfologis tertentu. Prosede morfologis adalah pembentukan kata secara sinkronis. Prosede morfologis itu ada dua macam yaitu derivasi dan intleksi. Derivasi adalah prosede morfologis yang menghasilkan kata-kata yang makna leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya. Sebaliknya, infleksi menghasilkan kata-kata yang bentuk gramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap seperti pada kata pangkalnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Penertian Morfologi ?

2. apa saja Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Morfologi

2. Untuk mengetahui kategori Morfologi kelas kata bahasa indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penertian Morfologi

Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

B. Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia

Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia dapat dibedakan atas:

1. Kelas Nomina

Untuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan penanda valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu (1) mempunyai potensi berkombinasi dengan kata bukan, (2) mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.

Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1) nomina murni, yakni nomina yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari verba.

a. Nomina murni

Nomina murni terdiri dari nomina dasar (monomorfemis) dan nomina turunan (polimorfemis). Nomina turunan yang terbentuk dari kata-kata nomina disebut nomina denominal.

v Nomina Dasar, nomina murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada lima macam yaitu:

Contoh : anak, baju, kepala, orang, nasi rumah, pakaian, pasar, perut, piring, plastik, rejeki, salak, logam lengan, lantai, lekaki, kursi, kota, panggung, kilometer, kelas, kaos, jalan, huja, gerimis, gelas, gambar, buah, ujung, uang, tempat, televisi,teh, tangan, tamu, tali, sisi, sepatu, wong, bulan, mata,

vNomina Denominal, nominal denominal yang d.temukan pada data, terdin dari beberapa kategori morfologis. Semuanya terbentuk dengan denvasi, berpangkal pada nomina dasar, yakni:

· Kategori D-an.’

Kategori ini menyatakan makna‘daerah/wilayah/komplek/kurnpulan sesuatu yang tersebut pada pangkal pembentukan’. Contoh: pakaian,

· Kategori D-an”

Kategori ini menyatakan makna ‘hasil’. Contoh: ikatan, sebutan

· Kategori se-D

Kategori ini menyatakan makna ‘satu”. Contoh: sebatangkara

· Kategori D-D1-an

Kategori ini menyatakan makna ‘seperti’. Contoh: orang-orangan

· Kategori per-D-an’

Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh: perhatian

· Kategori ke-D-an’

Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh:kesempatan

· Kategori pcng-D-an

Kategori ini menyatakan makna ‘proses’. Contoh: pengalaman

b. Nomina Transposisi

Dari data nomina transposisi tidak ditemukan dalam kartu kata.

2. Kelas Verba

Untuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori pembangun kerangka sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah, sedang, akan, baru, telah, belum, mau, hendak,

Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari :

1. Verba murni, yakni verba yang tidak berasal dari kelas kata lain,

2. verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina,

3. verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva,

4. verba denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan

5. verba depronominal, yakni verba yang terbentuk dari pronomina.

v Verba Murni, Verba murni terdiri dari verba dasar (monomorfemis) dan verba tur. (polimorfemis). Verba turunan yang terbentuk dan kata-kata verba disebut verba diverbal.

v Verba Dasar, Verba murni, berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada yaitu: ada, bangkit, pergi, puasa, pulang, balik, makan, mampir, datang, ucap, ubah, turun, tinggal, terima, singgah ,aman ,

v Verba Deverbal, Verba deverbal yang ditemukan pada data, terdiri dari beberapa kategori morfologis, yaitu:

· Kategori di-D

Kategori ini menyatakan makna ‘tindakan disengaja berfokus sasaran”. Contoh: diangkat, verba 1

· Kategori ter-D”

Kategori ini menyatakan makna “dapat di’. Contoh: tersenyum verb 1

· Kategori meng-D

Kategori ini menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’. Contoh: menyeret, menempel, menukar, mengangguk,memakai, menuju, meniru, mengangkat, memakai verba 1

· Kategori meng-(D-i)

Kategori ini menyatakan makna ‘lokatif. Contoh: menyikapi, mempunyai verba 2

· Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini menyatakan makna ‘benefaktif/direktif. Contoh: meneruskan, menyilakan, menyebabkan verba 1

· Kategori ber-D-an

Kategori ini menyatakan makna ‘malakukan perbuatan berlangsung lama, bisa sendiri atau dengan orang lain’. Contoh: berpandangan verba 2

· Kategori ber-D

Kategoii ini menyatakan makna ‘tindakan bcrlangsung lama’. Contoh: berakhir, berada, berteduh verba 2,

· Kategori meng-D

Kategori ini menyatakan makna ‘proses/keadaan’. Contoh: melompat verba 2

a. Verba Transposisi

Verba Denominal, Verba denominal yang ditemukan pada data meliputi enam kategori morfologis, yaitu.

· Kategori meng-D

Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D melalui derivasi zero sehingga terbentuk verba kategori D yang menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’. Contoh: menutup, meningkat verba I

· Kategori meng-(D-i)

Kategori ini berasal dari nomina kategon D kemudian dMenvasikan verba kategori D-i yang maknanya ‘lokatif. Contoh. menangani verba 2

· Kategori di-(D-i)

Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudiun diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang mempunyai makna ‘kausatif. Contoh: ditandatangani verba 2

· Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif. Contoh: rnerupakan verba 2

· Kategori di-(D-kan)

Kategori berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif. Contoh: disebutkan, dimanfaatkan, disimpulkan, dilaksanakan, dilakukan. verba 2

· 6) Kategori ber-D

Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D dan menyatakan makna ‘tindakan berlangsung lama’. Contoh: bertekad verba 2

b. Verba Deadjektival

Verba deadjektival yang ditemukan pada data, meliputi dim macam kategori morfologis, yaitu:

· Kategori meng-(D-i)

Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘kausatif. Contoh: menjiwai, menghargai, menanggapi verba 2

· Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemuadian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan, yang menyatakan makna ‘kausatif. Contoh: melaksanakan menyenangkan, melanjutkan  verba 2

c. Verba Demimeral

Dari data hanya ditemukan salu kalegori morfologis verba denumeral, yaitu kategori meng-D, yang diderivasikan dari numeralia bentuk dasar yang menyatakan makna ‘proses/keadaan’. Contoh: menyeluruh -» verba 2

d. Verba Depronominal

Dari data hanya ditemukan satu kategori morfologis verba depronominal, yaitu kategori meng-(D-i), yang berasal dari pronomina bentuk dasar kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘repetitif. Contoh: mengakui —> verba 1

3. Kelas Adjektiva

Untuk menentukan suatu kata termasuk adjektiva, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan kata: sangat, agak, paling, amat, sekali,

Kelas adjektiva yang ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa adjektiva bentuk dasar yang terdiri dari:

Contoh: apes, aman, akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka, sudah, tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang,

4. Kelas Numeralia

Untuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologis numeralia itu ditandai oleh valensi: sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan nomina.

Kelas numeralia yang ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni. Adapun yang dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari kelas kata lain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasar (monomorfemis) dan numeralia tunman (polimortemis). Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata numeralia disebut niimeralia denumeral.

a. Numeralia Dasar

Numeralia murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu:

Contoh: sebuah, sederet, dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang,

b. Numeralia Denumeral

Numeralia denumeral tidak ditemuka pada data kartu kata,

5. Kelas Adverbia

Untuk menentukan suatu kata termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adverbia itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba.

Kelas adverbia yang ditemukan pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia bentuk dasar yang terdiri dari:

Contoh: tak, telah, akan, baru, sudah, sedang, saja, juga,

6. Kelas Pronomina

Pronomina yang ditemukan pada data meliputi tiga macam, yaitu:

a. Pronomina persona:

Contoh aku, suya,, anda, mereka.

b. Pronomina penunjuk:

Contoh: itu, adalah

c. Pronomina penanya:

Contoh: bila, kapan.

7. KataTugas

Dari data yang ada ditemukan kata tugas yang meliputi:

a. Preposisi:

Contoh: pada, kepada, di, terhadap, olch karena.

b. Konjungsi:

Contoh: lalu, serta, yang, bahkan, sebelum, kulau, karena, tetapi, muku, ketika. kemudian, scakan-akan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan, Tata bahasa Indonesia banyak pendapat para mengenai jumlah dan jenis kelas kata. Kelas kata terdiri dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem tertentu yang berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain. Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna gramatikal yang sama. Setiap kategori morfologis itu terbentuk oleh prosede morfologis tertentu.

Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.


DAFTAR RUJUKAN

http://khusnin.wordpress.com/2008/09/27/kategori-morfologi-kelas-kata-dalam-bahasa-indonesia/

http://morfologi.com/?cat=21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar