Kamis, 15 September 2016

BERITA DAN MEMBACA NYARING

BERITA DAN CIRI-CIRI BERITA

I. Apa itu Berita?
Yang dimaksud dengan Berita adalah suatu laporan cepat mengenai peristiwa terbaru dan penting untuk disampaikan kepada masyarakat. Berita dapat disajikan dalam bentuk surat kabar, radio, siaran tv maupun media online.

Atau arti lain dari berita yaitu suatu informasi mengenai fakta atau sesuatu yang sedang terjadi. Biasanya disampaikan dalam bentuk media cetak, siara tv, radio, mulut ke mulut dan media online.

Berita dapat dikatakan juga sebagai laporan tentang suatu kejadian yang sedang terjadi atau keterangan terbaru dari suatu peristiwa. Berita merupakan fakta yang memang dianggap penting harus segera disampaikan kepada masyarakat. Tetapi tidak semua fakta dapat dijadikan berita oleh media, fakta-fakta yang ada akan dipilih sehingga fakta mana saja yang pantas untuk disampaikan kepada masyarakat.

Biasanya berita tidak hanya memberikan informasi mengenai peristiwa-peristiwa terbaru, tapi kadang-kadang berita juga digunakan untuk memberikan pengaruh kepada masyarakat yang mendengar atau membacanya. Terutama berita mengenai politik, sering sekali masyarakat dipengaruhi pembawa atau penulis berita supaya mengikuti arus politik tersebut.

II. Jenis-jenis berita.
Adapun beberapa jenis berita dalam jurnalistik menurut penyatiannya yang ada sekarang ini, diantaraya:

a. Straight News, Merupakan berita langsung, ditulis secara singkat, lugas dan apa adanya. Umumnya sebagain besar bagian halaman depan surat kabar berisi berita seperti ini. Jenis dari berita straight news dibagi menjadi 2 macam, yang diantaranya:

1. Hard news, Merupakan berita yang memiliki nilai lebih, berkualitas dan ter-update. Karena sangat penting maka harus segera disampaikan dan diketauhi oleh masyarakat. Biasanya berisi berita bersifat khusus atau dapat juga mengenai peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba.

2. Soft news, Merupakan berita pendukung, berita yang ringan dan nilai beritanya di bawah hard news.

b. Depth news, Merupakan berita yang mendalam, beritanya ini dikembangkan secara mendalam dan tujuannya untuk lebih mengangkat suatu permasalahan secara lebih mendalam.

c. Investigation news, Merupakan berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian ataupun penyelidikan yang dilakukan dari berbagai macam sumber. Investigation news hampir mirip depth news, bedanya pada depth news hanya melaporkan peristiwa yan terjadi secara mendalam saja.

d. Interpretative News, Merupakan berita yang dikembangkan dengan pendapat maupun penelitian yang dilakukan oleh penulisnya.

e. Opinion news, Merupakan berita tentang pendapat seseorang. Misalnya pendapat mahasiswa, pejabat, para ahli mengenai suatu kejadian atau peristiwa.

III. Bagian Berita.
Bagian-bagian berita secara umum diantaranya sebagai berikut ini:

a. Headline, Headline dapat disebut juga sebagai judul, umumnya dilengkapi juga dengan anak judul. Yang fungsinya untuk memudahkan para pembaca supaya dapat segera mengetahui peristiwa apa yang akan disampaikan dan menonjolkan berita tersebut dengan dukungan grafik supaya lebih menarik.

b. Deadline, Biasanya deadline terdiri dari nama media massa, tempat peristiwa dan juga tanggal terjadinya peristiwa. Tujuannya untuk menunjukan tempat peristiwa dan inisial dari media massa yang menyampaikan berita.

c. Lead, Merupakan unsur yang sangat penting dalam berita, karena dapat menentukan apakah isi dari berita tersebut akan dibaca atau tidak oleh masyarakat. Dapat dikatakan juga sebagai inti suatu berita, yang berfungsi untuk menggambarkan seluruh isi berita tapi secara ringkas. Biasanya disebut dengan teras berita dan ditulisnya pada paragraf pertama.

d. Body, Merupakan bagian tubuh berita, isinya peristiwa-peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, jelas dan padat. Body dapat disebut juga sebagai bagian perkembangan berita.
IV. Sifat-sifat berita.
Berita memiliki beberapa sifat, yang diantaranya:

1. Baru atau actual,  peristiwa yang baru memiliki nilai lebih untuk dijadikan berita jika dibandingkan dengan peristiwa yang sudah lama terjadi.
2. Penting, Suatu berita akan dianggap penting jika peristiwa atau hal-hal tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Jadi initinya suatu berita itu harus yang dianggap penting oleh masyarakat.
3. Akibat, Suatu peristiwa menjadi berita karena dapat berakibat atau memiliki dampak.
4. Jarak, Masyarakat atau pembaca akan lebih tertarik dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar mereka untuk dijadikan berita daripada peristiwa yang terjadi ditempat jauh.
5. Emosi, Sesuatu akan menjadi berita jika saat dikabarkan akan membuat emosi seperti marah,kecewa, sedih dll.
Sifat yang lain misalnya seperti pertentangan, ketegangan, kemajuan atau inovasi dalamsegala bidang, humor dan lain sebagainya.

V. Unsur-Unsur berita
Unsur-unsur dari berita yaitu 5W + 1H (What, Who, Why, When, Where dan How), maksudnya:
a. What (apa), Apa yang sedang terjadi?
b. Who (Siapa), Siapa yang terlibat di dalam peristiwa tersebut?
c. Why (Mengapa), Mengapa peristiwa atau hal tersebut dapat terjadi?
d. When (Kapan), Kapan peristiwa tersebut terjadi?
e. Where (Dimana), Dimana peristiwa tersebut terjadi?
f. How (Bagaimanakah), Bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi ?

VI. Syarat- Syarat Berita
Dalam membuat berita haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut dibawah ini:
a. Berdasarkan fakta atau kenyataan, Berita atau informasi yang disampaikan harus berdasarkan fakta atau kejadian yang sebenarnya.
b. Aktual, Maksudnya berita yang disampaikan harus yang terkini atau terbaru, jarak maupun waktu kejadian harus berdekatan dengan waktu penyampaian berita tersebut.
c. Berimbang, Dalam menyampaikan berita kepada masyarakat haruslah seimbang, sehingga pendengar atau pembaca dapat mengerti dengan baik. Berita harus benar-benar asli dan tidak berat sebelah atau tidak boleh memihak pada satu pihak (misalnya seperti saat pemilu), sehingga nantinya tidak menimbulkan kesan yang negatif.
d. Lengkap, Berita harus disusun secara lengkap, supaya jelas saat disampaikan dan dapat dimengerti serta dapat memenuhi unsur-unsur dari berita.
e. Akurat, Berita haruslah akurat, dalam menyusun berita harus bertanya kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan berita yang akan disampaikan.
f. Sistematis, Dalam menyusun berita haruslah tersusun secara terurut maupun saat menyampaikan berita tersebut. Berita yang sangat penting sebaiknya diletakan di awal.
g. Menarik, Berita harus menarik supaya disukai oleh para pembaca ataupun pendengar. Tentunya berita tersebut harus bermanfaat dan penting untuk di sampaikan kepada masyarakat.
h. Mudah, Dalam menyusun berita kata-kata yang digunakan harus mudah dipahami atau dimengerti oleh para pembaca dan pendengar.

VII. Ciri-Ciri berita yang baik.
Beberapa ciri dari berita yang baik, diantaranya seperti:
a. Menarik perhatian, Berita harus dapat menarik perhatian, salah satu tujuannya supaya dapat menarik perhatian masyarakat sehingga masyarakat ingin segera mengetahui isi berita tersebut.

b. Terkini atau actual, Jadi berita harus berisi informasi atau peristiwa terbaru atau yang masih hangat di perbincangkan.

c. Dipercaya, Isi berita harus dapat dipercaya, itulah mengapa berita harus sesuai fakta jadi jangan mengada-ngada.

d. Jelas dan menggunakan kalimat yang sederhana, Isi Berita yang baik yaitu harus jelas jangan berbelit-belit dan kalimat yang digunakannya harus yang sderhana supaya mudah dimengerti.

Cukup sekian tulisan mengenai pengertian berita yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat dan mohon maaf jika memang ada kesalahan.

 “MEMBACA NYARING”

I.    Pengertian Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang.
Orang yang membaca nyaring pertama-tama haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Dia juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan penafsiran atas lambang-lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran pembicara yang hidup. Membaca nyaring yang baik menuntut agar si pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, kerena dia haruslah melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar.
Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Oleh karena itu maka dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, sang guru harus memahami proses komunikasi dua arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap kalau pendengar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh si pembaca. Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat apresiatif, mempunyai nilai apresiasi yang tinggi.

II.     Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam Membaca Nyaring
Dalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan membaca nyaring merupakan suatu aktivitas yang menuntut aneka ragam keterampilan. Di bawah ini dikemukakan sejumlah keterampilan yang dapat dituntut dalam membaca nyaring pada setiap kelas sekolah dasar, keterampilan-keterampilan tersebut telah dilatih sejak awal maka apabila para pelajar meningkat atau melanjutkan pelajaran ke sekolah lanjutan, mereka telah mempunyai modal yang sangat penting. Keterampilan-keterampilan pokok telah ditanam di sekolah dasar, pemupukan serta pengembangan dilakukan di sekolah lanjutan (pertama dan atas).
Daftar keterampilan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring, yaitu:
1.         Kelas I
a)    Mempergunakan ucapan yang tepat.
b)   Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata demi kata).
c)    Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami.
d)   Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik.
e)    Menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti: Titik ( . ),  Koma ( , ),  Tanda tanya ( ? ) dan Tanda seru ( ! )
2.         Kelas II
a)    Membaca dengan terang dan jelas.
b)   Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
c)    Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata.
3.         Kelas III
a)    Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
b)   Mengerti serta memahami bahan bacaan.
4.         Kelas IV
a)    Memahami bahan bacaan pada tingkat dasar.
b)   Kecepatan mata & suara: 3 patah kata dalam satu detik.
5.         Kelas V
a)    Membaca dengan pemahaman dan perasaan.
b)   Aneka kecepatan membaca nyaring tergantung pada bahan bacaan.
c)    Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan.
6.         Kelas VI
a)    Membaca nyaring dengan penuh perasaan atau ekspresi.
b)   Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan frase atau susunan kata yang tepat..

III.    Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
Seorang pembaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersebut dapat berupa informasi yang baru, sesuatu pengalaman yang berharga, uraian jelas, karakter yang manarik hati, sekelumit humor yang segar, atau sebait puisi.
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, maka sang pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tangkap) sehingga dia mengenal/memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Yang sama pentingnya dengan hal itu ialah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar. Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang, maka sang pembaca biasanya mempergunakan berbagai cara, antara lain :
1.    Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas.
2.    Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya.
3.    Dia menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan penyususnan kata-kata yang tepat dan baik.
4.    Menhubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai.
5.    Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Keterampilan-keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiah dalam membaca drama. Membaca drama menambahi sejumlah nilai pada membaca, antara lain:
1.    Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi yang terlihat pada pemupukan keyakinan anak-anak sehari-hari.
2.    Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi.
3.    Menanamkan disiplin yang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya.
4.    Mempertinggi pemahaman, pengembangan kosa kata, membaca frase/paragraf, ekspresi/perasaan, serta keterampilan-keterampilan berbicara secara umum.
Anak-anak dari semua tahap membaca dapat diikutsertakan dalam suatu permainan drama. Kualitas-kualitas pribadi yang belum ditemui kerapkali dapat ditemui atau diketahui dalam membaca drama. Apabila seseorang anak masih merupakan “someone else”, masih asing bagi kita, tetapi pada saat membaca sesuatu drama maka aspek-aspek yang baru dan yang sangat menyenangkan dari pribadinya akan terlihat jelas. Drama baik sekali untuk mengurangi rasa malu-malu pada anak-anak serta untuk menemukan sifat-sifat atau kualitas-kualitas yang simpatik sekalipun dalam hal-hal yang agresif.
Membaca drama menuntut disiplin-disiplin yang tidak terdapat pada aktivitas membaca lainnya. Kesiap-siagaan terhadap pencatatan waktu berbicara, menghadapi isyarat-isyarat, menempatkan sesuatu pada tempat yang wajar sesuai dengan teks, membaca kata-kata serta frase-frase dengan tepat, mengekspresikan sesuatu dengan baik, semua faktor tersebut serta faktor-faktor lainnya akan diketahui oleh sang anak sebagai hal-hal yang penting dalam keberhasilan pagelaran sesuatu drama. Peningkatan atau pemantapan ekspresi melalui penekanan, jeda, serta interpretasi suasana hati dan perasaan merupakan hasil atau pencerminan dari membaca drama.


HIKAYAT SANG BIMA

HIKAYAT  TURUNAN SANG BIMA
Dikutip: Buku Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah (Hal.117-118)
Karya Hendri C. L & ST. Maryam Muhammad Salahuddin
Oleh SYAHRI RAMADHAN, S. Pd


Jan Manjan namanya beranak tiga orang laki-laki, seseorang bernama Sang Yang Wisasa, Sang Yang Wawunang dan Sang Yang Tunggal.
Maka Sang yang Wisasa beranakan Dewi Ganti Nadzraja namanya dan Sang Yang Tunggal itu beranakan Maharaja Dewanta namanya. Maka Maharaja Dewanta memperistrikan Dewi Ganti Nadzraja, maka diperanakan empat orang laki-laki, yaitu Sang Bima, Sang Arjuna, Sang Dewa dan Sang Kula. Sang Bima memperistrikan naga pada Nisa Tonda, maka beranak seorang anak perempuan, ialah bernama putri Tasik Indra Naga, maka diperistrikan lagi oleh ayahnya Sang Bima maka beranakan dua orang laki-laki bernama Indra Komala Dan Indra Zamrut. Maka Indra Zamrut memperistrikan peri Dewi Tain, maka beranak seorang peri lagi, maka diperistrikan lago oleh ayahnya Indra Zamrut, maka beranakan tiga orang , dua laki-laki dan satu perempuan, dan seorang laki-laki dibuang ke Giliraja dan yang seseorang memperistrikan saudaranya ialah yang naik kerajaan Negeri Bima digelarkan Batara Bima oleh ayahnya Maharaja Indra Zamrut. Maka Batara Bima beranak lima orang, seorang menjadi raja di Dompu dan seorang menjadi Raja di Bolo, seorang duduk di Negeri Waki memegang Parafu Kini dan Parafu Kelipi, seorang naik kerajaan di tanah Bima, tempat duduknya dalam Bata Perpinti, ialah memperistrikan saudaranya, maka beranakan empat orang, dua laki-laki dua perempuan sama diperistrikan saudaranya seorang yang tua daripada ketiganya itu menjadi wajirnya, tempat duduk pada Asi Kelindi, seseorang naik kerajaan dalam tanah Bima, ialah yang pergi ke Maja Pait, tempat duduk dalam Bata Ncandi. Maka ia pun beranak empat orang, seorang laki-laki bernama Nggampo Jawa, ia naik kerajaan dalam Tanah Bima, ia membagikan segala tanah negeri akan bahagian jeneli tureli dalam Negeri Bima dan diperistrikan lagi saudaranya, ia pun duduk pada Bata Baharu yang dibuat orang Jawa tukang bernama Ajar Panuli, tetapi tiada ia beranak. Kemudia janda Nggampo Jawa diteristrikan oleh dewa yang nyata di Sehuru maka beranak seorang laki-laki. Maka diberbinikan seorang saudara oleh ibunya oleh anak dewa di Sehuru dan yang seorang lagi diperistrikan oleh Mambora Ese Taja. Maka anak dewa di Sehuru memperistrikan mak mudanya beranak dua orang, seorang laki-laki seorang perempuan. maka dipersuamikan saudaranya itu, maka beranak tiga puluh orang, dua puluh orang laki-laki sepuluh orang perempuan. Maka dalam dua puluh laki-laki itu adalah seorang namanya Nggampo Donggo naik kerajaan dalam Negeri Bima, ialah memperanakan Mawa’a Ndapa. Maka Mawa’a Ndapa beranakan Sarise dan Samara dan Sawo dan Manuru Sarise dengan segala saudaranya. Maka Sawo beranakan Abdul Kahir yang empunya Taba Wadu yang menerima Agama Islam dalam Negeri Bima serta segala saudaranya, pertama Bumi Luma Ka’e Madondo Banggi Likud an yang empunya yang di pintu Masjid, ayahnya tureli Nggampo Abdurrahim dan yang empunya kubur di Raba Dompu dan yang perempuan bunda Mangko dan Bunda mantau Lewi Sape dan  La Kula dan Waru La Hiba Anangguru Pabise, Demikian adanya.