Kamis, 05 Januari 2012

Makalah Prosa Fiksi

Mata Kuliah Prosa Fiksi

JENIS-JENIS PENDEKATAN DALAM APRESIASI SASTRA


Syahri Ramadhan
BI.09.01.059
IV
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM
STKIP YAPIS DOMPU
TAHUN AKADEMIK 2010/2011


PEMBAHASAN
PENDEKATAN DALAM APRESIASI SASTRA


A.    Pendekatan Parafratis
Pendekatan parafratis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkaan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata maupun kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya. Tujuan akhir pendekatan ini adalah untuk menyederhanakan pemakaian kata dan kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih mudah memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta sastra.

Prinsip dasar dari penerapan pendekatan parafratis adalah sebagai berikut:
1.      Gagasan yang sama dapat disampaikan lewat bentuk yang berbeda;
2.      simbol-simbol yang bersifat konotatif dalam suatu cipta sastra dapat diganti dengan lambing atau bentuk lain yang tidak mengandung ketaksaan makna;
3.      kalimat-kalimat atau baris dalam suatu cipta sastra yang mengalami pelesapan dapat dikembalikan lagi kepada bentuk dasarnya;
4.      pengubahan suatu cipta sastra baik dalam hal kata maupun kalimat yang semula simbolis dan elipsis menjadi suatu bentuk kebahasaan yang tidak lagi konotatif akan mempermudah upaya seseorang untuk memahami kandungan makna dalam suatu bacaan;
5.      pengungkapan kembali suatu gagasan yang sama dengan menggunakan media atau bentuk yang tidak sama oleh seorang pembaca akan mempertajam pemahaman gagasan yang diperoleh pembaca itu sendiri.

B.     Pendekatan Emotif
Pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Ajukan emosi itu dapat berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk maupun ajukan emosi yang berhubungan dengan isi atau gagasan yang lucu dan menarik.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi adanya pendekatan emotif adalah bahwa rutinitas masyarakat yang padat mengakibatkan kejenuhan sehingga memerlukan media untuk menghibur dirinya, di antaranya menikmati cipta sastra itu sendiri. Oleh karena itu, diharapkan pembaca dapat menemukan unsur-unsur keindahan maaupun kelucuan yang terdapat dalam suatu karya sastra.
Selain berhubungan dengan masalah keindahan, juga unsur gaya bahasa dan pola persajakan juga mempengaruhi suasana hati pembaca. Unsur gaya bahasa seperti metafora, simile maupun penataanse tting mampu menghasilkan panorama yang menarik. Masalah pola persajakan juga dapat menghasilkan penikmatan keindahan terhadap karya sastra karena dapat menghadirkan unsur musikalitas yang merdu dan menarik. Penyajian keindahan dalam puisi, selain lewat permainan bunyi sehingga dikenal adanya penyair yang auditif, dapat juga disajikan secara visual, misalnya dengan membuat panorama yang menarik dan indah sehingga juga dikenal adanya penyair yang visual.

C.    Pendekatan Analitis
Pendekatan analitis merupakan suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap elemen intrinsik itu sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.

Prinsip dasar yang melatarbelakangi munculnya pendekatan analitis adalah sebagai berikut :
1.      Cipta sastra itu dibentuk oleh elemen-elemen tertentu,
2.      setiap elemen dalam cipta sastra memiliki fungsi tertentu dan senantiasa memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lainnya meskipun karakteristik berbeda,
3.      dari adanya karakteristik setiap elemen itu, maka antara elemenyang satu dengan elemen yang lain, pada awalnya dapat dibahasa secara terpisah meskipun pada akhirnya setiap elemen itu harus disikapi sebagai suatu kesatuan.

Kegiatan mengapresiasi sastra dengan menerapkan pendekatan analitis dianggap sebagai suatu kerja yang bersifat saintifik karena dalam menerapkan pendekatan ini, pembaca harus memahami terlebih dahulu landasan teori tertentu, bersikap objektif dan menunjukkan hasil analisis yang tepat, sistematis, dan diakui kebenarannya oleh umum. Namun, kegiatan analisis itu tidak harus meliputi keseluruhan aspek yang terkandung dalam suatu cipta sastra. Dalam hal ini, pembaca dapat membatasi diri pada analisis struktur, diksi atau gaya bahasa, atau mungkin analisis kebahasaaan dalam linguistik.
D.    Pendekatan Historis
Pendekatan historis merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang biografi pengarang, latar belakang peristiwa kesejarahan yang melatarbelakangi masa-masa terwujudnya cipta sastra yang dibaca, serta tentang bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastra itu sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi lahirnya pendekatan adalah anggapan bahwa cipta sastra bagaimana pun juga merupakan bagian dari zamannya. Selain itu, pemahaman terhadap biografi pengarang juga sangatpenting dalam upaya memahami kandungan makna dalam suatu cipta sastra. Sebab itulah, telaah makna suatu teks dalam pendekatan sosio-semantik sangat mengutamakan konteks, baik konteks sosio-budaya, situasi atau zaman maupun konteks kehidupan pengarangnya sendiri.

E.     Pendekatan Sosiopsikologis
Pendekatan sosio-psikologis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosiobudaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat cipta sastra itu diwujudkan.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan sosio-psikologis berusaha memahami bagaimana kehidupan sosial masyarakat pada masa itu, bagaimana sikap pengarang terhadap lingkungannya, serta bagaimana hubungan antara cipta sastra itu dengan zamannya. Oleh karena itu, Sapardi Djokodamono mengungkapkan bahwa karya sastra tidak dapat dipahami selengkap- lengkapnya apabila dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan.

F.     Pendekatan Didaktis
Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan maupun sikap pengarang terhadap kehidupan,. Gagasan, tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akanmampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan didaktis menuntut daya kemampuan intelektual, kepekaan rasa, maupun sikap yang mapan dari pembacanya. Bagi pembaca pada umumnya, penerapan pendekatan didaktis dalam tingkatan pemilihan bahan yang sesuai dengan pengetahuan maupun tingkat kematangannya akan terasa lebih mengasyikkan. Hal itu terjadi karena pembaca umumnya berusaha mencari petunjuk dan keteladanan lewat teks yang dibaca. Penggunaan pendekatan ini diawali dengaan upaya pemahaman satuan-satuan pokok pikiran yang terdapat dalam suatu cipta sastra. Satuan pokok pikiran itu pada dasarnya disarikan dari paparan gagasan pengarang, baik berupa tuturan ekspresif, komentar, dialog, lakuan maupun deskripsi peristiwa dari pengarang atau penyairnya.


DAFTAR PUSTAKA


Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra..Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Dola, Abdullah. 2007. Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Mahayana, Maman S. 2007. Apresiasi Sastra Indonesia di Sekolah. Online (http://johnherf.wordpress.com). Diakses 23 Februari 2008.

Pradopo, Rachmat. 1995. Pengkajian Puisi. Jakarta: Rineka Cipta.Sakdiyah, Mislinatul. Menggauli Puisi Lewat Lagu. Online (http://cybersastra.net). Diakses 19 Januari 2007.

Tang, Muhammad Rapi. 2007. Pengantar Teori Sastra Yang Relevan Makassar: PPs UNM

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Pengantar Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.

Waluyo, Herman. 1987. Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar