Kamis, 15 September 2016

HIKAYAT SANG BIMA

HIKAYAT  TURUNAN SANG BIMA
Dikutip: Buku Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah (Hal.117-118)
Karya Hendri C. L & ST. Maryam Muhammad Salahuddin
Oleh SYAHRI RAMADHAN, S. Pd


Jan Manjan namanya beranak tiga orang laki-laki, seseorang bernama Sang Yang Wisasa, Sang Yang Wawunang dan Sang Yang Tunggal.
Maka Sang yang Wisasa beranakan Dewi Ganti Nadzraja namanya dan Sang Yang Tunggal itu beranakan Maharaja Dewanta namanya. Maka Maharaja Dewanta memperistrikan Dewi Ganti Nadzraja, maka diperanakan empat orang laki-laki, yaitu Sang Bima, Sang Arjuna, Sang Dewa dan Sang Kula. Sang Bima memperistrikan naga pada Nisa Tonda, maka beranak seorang anak perempuan, ialah bernama putri Tasik Indra Naga, maka diperistrikan lagi oleh ayahnya Sang Bima maka beranakan dua orang laki-laki bernama Indra Komala Dan Indra Zamrut. Maka Indra Zamrut memperistrikan peri Dewi Tain, maka beranak seorang peri lagi, maka diperistrikan lago oleh ayahnya Indra Zamrut, maka beranakan tiga orang , dua laki-laki dan satu perempuan, dan seorang laki-laki dibuang ke Giliraja dan yang seseorang memperistrikan saudaranya ialah yang naik kerajaan Negeri Bima digelarkan Batara Bima oleh ayahnya Maharaja Indra Zamrut. Maka Batara Bima beranak lima orang, seorang menjadi raja di Dompu dan seorang menjadi Raja di Bolo, seorang duduk di Negeri Waki memegang Parafu Kini dan Parafu Kelipi, seorang naik kerajaan di tanah Bima, tempat duduknya dalam Bata Perpinti, ialah memperistrikan saudaranya, maka beranakan empat orang, dua laki-laki dua perempuan sama diperistrikan saudaranya seorang yang tua daripada ketiganya itu menjadi wajirnya, tempat duduk pada Asi Kelindi, seseorang naik kerajaan dalam tanah Bima, ialah yang pergi ke Maja Pait, tempat duduk dalam Bata Ncandi. Maka ia pun beranak empat orang, seorang laki-laki bernama Nggampo Jawa, ia naik kerajaan dalam Tanah Bima, ia membagikan segala tanah negeri akan bahagian jeneli tureli dalam Negeri Bima dan diperistrikan lagi saudaranya, ia pun duduk pada Bata Baharu yang dibuat orang Jawa tukang bernama Ajar Panuli, tetapi tiada ia beranak. Kemudia janda Nggampo Jawa diteristrikan oleh dewa yang nyata di Sehuru maka beranak seorang laki-laki. Maka diberbinikan seorang saudara oleh ibunya oleh anak dewa di Sehuru dan yang seorang lagi diperistrikan oleh Mambora Ese Taja. Maka anak dewa di Sehuru memperistrikan mak mudanya beranak dua orang, seorang laki-laki seorang perempuan. maka dipersuamikan saudaranya itu, maka beranak tiga puluh orang, dua puluh orang laki-laki sepuluh orang perempuan. Maka dalam dua puluh laki-laki itu adalah seorang namanya Nggampo Donggo naik kerajaan dalam Negeri Bima, ialah memperanakan Mawa’a Ndapa. Maka Mawa’a Ndapa beranakan Sarise dan Samara dan Sawo dan Manuru Sarise dengan segala saudaranya. Maka Sawo beranakan Abdul Kahir yang empunya Taba Wadu yang menerima Agama Islam dalam Negeri Bima serta segala saudaranya, pertama Bumi Luma Ka’e Madondo Banggi Likud an yang empunya yang di pintu Masjid, ayahnya tureli Nggampo Abdurrahim dan yang empunya kubur di Raba Dompu dan yang perempuan bunda Mangko dan Bunda mantau Lewi Sape dan  La Kula dan Waru La Hiba Anangguru Pabise, Demikian adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar