HIKAYAT TURUNAN SANG BIMA
Dikutip: Buku
Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah (Hal.117-118)
Karya Hendri C.
L & ST. Maryam Muhammad Salahuddin
Oleh SYAHRI
RAMADHAN, S. Pd
Jan Manjan namanya beranak tiga orang
laki-laki, seseorang bernama Sang Yang Wisasa, Sang Yang Wawunang dan Sang Yang
Tunggal.
Maka Sang yang Wisasa beranakan Dewi Ganti Nadzraja namanya dan Sang Yang
Tunggal itu beranakan Maharaja Dewanta namanya. Maka Maharaja Dewanta memperistrikan
Dewi Ganti Nadzraja, maka diperanakan empat orang laki-laki, yaitu Sang Bima, Sang
Arjuna, Sang Dewa dan Sang Kula. Sang Bima memperistrikan naga pada Nisa Tonda,
maka beranak seorang anak perempuan, ialah bernama putri Tasik Indra Naga, maka
diperistrikan lagi oleh ayahnya Sang Bima maka beranakan dua orang laki-laki
bernama Indra Komala Dan Indra Zamrut. Maka Indra Zamrut memperistrikan peri
Dewi Tain, maka beranak seorang peri lagi, maka diperistrikan lago oleh ayahnya
Indra Zamrut, maka beranakan tiga orang , dua laki-laki dan satu perempuan, dan
seorang laki-laki dibuang ke Giliraja dan yang seseorang memperistrikan
saudaranya ialah yang naik kerajaan Negeri Bima digelarkan Batara Bima oleh
ayahnya Maharaja Indra Zamrut. Maka Batara Bima beranak lima orang, seorang
menjadi raja di Dompu dan seorang menjadi Raja di Bolo, seorang duduk di Negeri
Waki memegang Parafu Kini dan Parafu Kelipi, seorang naik kerajaan di tanah
Bima, tempat duduknya dalam Bata Perpinti, ialah memperistrikan saudaranya,
maka beranakan empat orang, dua laki-laki dua perempuan sama diperistrikan
saudaranya seorang yang tua daripada ketiganya itu menjadi wajirnya, tempat
duduk pada Asi Kelindi, seseorang naik kerajaan dalam tanah Bima, ialah yang
pergi ke Maja Pait, tempat duduk dalam Bata Ncandi. Maka ia pun beranak empat
orang, seorang laki-laki bernama Nggampo Jawa, ia naik kerajaan dalam Tanah
Bima, ia membagikan segala tanah negeri akan bahagian jeneli tureli dalam
Negeri Bima dan diperistrikan lagi saudaranya, ia pun duduk pada Bata Baharu
yang dibuat orang Jawa tukang bernama Ajar Panuli, tetapi tiada ia beranak.
Kemudia janda Nggampo Jawa diteristrikan oleh dewa yang nyata di Sehuru maka
beranak seorang laki-laki. Maka diberbinikan seorang saudara oleh ibunya oleh
anak dewa di Sehuru dan yang seorang lagi diperistrikan oleh Mambora Ese Taja.
Maka anak dewa di Sehuru memperistrikan mak mudanya beranak dua orang, seorang
laki-laki seorang perempuan. maka dipersuamikan saudaranya itu, maka beranak
tiga puluh orang, dua puluh orang laki-laki sepuluh orang perempuan. Maka dalam
dua puluh laki-laki itu adalah seorang namanya Nggampo Donggo naik kerajaan
dalam Negeri Bima, ialah memperanakan Mawa’a Ndapa. Maka Mawa’a Ndapa beranakan
Sarise dan Samara dan Sawo dan Manuru Sarise dengan segala saudaranya. Maka
Sawo beranakan Abdul Kahir yang empunya Taba Wadu yang menerima Agama Islam
dalam Negeri Bima serta segala saudaranya, pertama Bumi Luma Ka’e Madondo
Banggi Likud an yang empunya yang di pintu Masjid, ayahnya tureli Nggampo
Abdurrahim dan yang empunya kubur di Raba Dompu dan yang perempuan bunda Mangko
dan Bunda mantau Lewi Sape dan La Kula
dan Waru La Hiba Anangguru Pabise, Demikian adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar